5 Ciri Pemain Toxic Dota 2 dan Cara Menghadapinya

6:30 AM



Dalam Dota 2, setidaknya ada lima role yang dapat dipilih dalam sebuah tim: hard-carry, midlaners, offlaners, semi-support, dan hard-support. Masing-masing memiliki peranan tim yang dapat menentukan kemenangan atau kegagalan tim. Karenanya, ketika memilih hero, kita juga perlu memikirkan role, sehingga tim kita dapat bekerjasama dan bermain dengan maksimal.

Seseorang menjadi toxic bukan karena kemampuannya bermain, tetapi lebih karena tindakan dan ucapannya yang melemahkan semangat tim. Selain berkata-kata kasar, apa lagi sih ciri-ciri pemain toxic di Dota 2 dan bagaimana cara menghadapinya?

1 Tidak Memperhatikan Hero yang Diambil Rekan Tim

 
 
team2
Ketidaktahuan akan role dalam tim bisa jadi sangat merugikan. Ambil contoh, karena tidak tahu dan tidak memerhatikan hero yang diambil rekannya, semua player dalam satu tim hanya memilih hero carry (all-carry). Tim seperti ini akan dengan mudah dikalahkan, apalagi bila tim lawan pintar dan memilih hero-hero nuker, pasti diobrak-abrik!
Untuk menghindari keberadaan pemain seperti ini, terkadang kita harus mengalah memilih belakangan. Bagaimana pun kemenangan tim jadi yang utama dibanding skor pribadi!

2 Tidak Menjalankan Role Tim


Team toxic di Dota 2

Bila sudah memilih role yang tepat dan bersinergi dengan rekan satu tim, kita perlu menjalankan role tersebut. Sayangnya, ini tidak berlaku bagi para toxic player.
Mereka tidak memikirkan kemenangan tim, tapi malah memikirkan hal-hal yang jadi keinginan mereka sendiri, misalnya hero support yang berusaha mendapatkan kill sebanyak-banyaknya dan malah meninggalkan kewajiban memasang ward dan melindungi hero carry di tim. Contoh lain adalah hero carry yang tiba-tiba maju seperti rambo dan berusaha menjadi tanker, yang biasanya akan langsung tewas dihajar nuker lawan.

Agak sulit menghadapi pemain seperti ini, selain mengingatkannya secara halus. Yang bisa kita lakukan adalah bermain dengan lebih baik lagi untuk menutupi kekurangan teman satu tim tersebut. Bila kita menggunakan hero carry, farming lebih banyak. Sementara bila kita menggunakan hero support, tanam ward sebanyak-banyaknya agar hero carry lain bisa farming dengan tenang dan menutup kekurangan akibat si toxic.

3. Menyalah-nyalahkan

Ini dia yang paling membuat saya gemas: menyalah-nyalahkan rekan satu tim bahkan sebelum permainan berakhir. Kata-kata khasnya adalah “fail mid” atau “fail team.” Lucunya, pemain yang hobi menyalahkan seperti ini biasanya adalah pemain yang performanya paling buruk! Misalnya, memiliki rasio KDA (kill, death, assist) yang hancur, lebih banyak matinya dibandingkan kill atau assist.

silencer
Mereka akan mencari-cari alasan mengapa performanya buruk, misalnya mereka akan mengatakan wajar bila sering tewas dan tidak pernah kill karena mereka hero support. Padahal, baik carry atau support sama-sama perlu meminimalisir angka death! Makin banyak kamu mati, makin besar dan makin kaya musuh kamu. Setelah mencari alasan, mereka tentunya juga akan membuat onar dengan menimpakan kesalahan ke salah satu pemain lain dan menjatuhkan moral pemain tersebut, entah apa tujuannya!

Pemain seperti ini paling mudah dihadapi. Dota2 memberikan kita fitur mute, baik mute chat maupun mute voice. Pakai fitur ini untuk menghindarkan diri kita dari perkataan-perkataan negatif!

4. Menyuruh-nyuruh Teman Tim


crystal maiden dota
Kecuali bila kita memang kapten sebuah tim, mungkin lebih baik bila kita tidak menyuruh-nyuruh teman satu tim untuk melakukan sesuatu. Meski kadang teman satu tim kita membeli barang yang kurang tepat atau melakukan hal yang salah, bukan berarti kita berhak memaksanya sesuai yang kita mau. Apalagi kalau kita sendiri juga bermain kurang bagus.
Cara menghadapi orang seperti ini sama dengan cara menghadapi pemain Toxic tipe ke-3, yaitu dengan melakukan mute chat agar kita bisa bermain dengan tenang.

5. Menolak Bekerjasama

Sebagai sebuah permainan tim, berjasama merupakah hal yang mutlak dilakukan di Dota 2. Pemain toxic seringkali tidak menginadhkan ini dan bermain seperti sedang bermain permainan single player. Misalnya, saat pemain lain melakukan tindakan defensif, pemain toxic seringkali melakukan hal-hal lain yang sebenarnya bisa dilakukan nanti (seperti belanja atau kembali ke markas saat health masih penuh).
dota toxic mirana
Menghadapi pemain seperti ini juga termasuk sulit. Untuk dapat bekerja sama, tak banyak yang bisa kita lakukan selain meminta secara halus dan bermain dengan lebih baik.

Jadi, ada lima ciri pemain toxic dalam Dota 2, yaitu pemain yang tidak memerhatikan hero yang diambil rekan satu tim, pemain yang tidak menjalankan rolenya, pemain yang senang menyalah-nyalahkan atau menyuruh-nyuruh rekan satu tim, dan pemain yang menolak bekerja sama.
Untuk menjaga komunitas Dota 2 dalam jangka panjang, terkadang ada baiknya untuk mmelaporkan (report) pemain-pemain tipe ini agar ditindak oleh Dota 2. Tapi yang lebih penting adalah jangan sampai kita sendiri yang menjadi toxic player-nya. Selamat bermain!

Sumber : duniaku.net

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »